....

Sabtu, 02 Mei 2015

Nasib Anak Perantau


Enam tahun yang lalu, Tetangga dekat rumahku di Kampung berpamitan. Katanya, ia ingin mengadu nasib di Jakarta. Sebagai orang yang cukup dekat, saya hanya berpesan agar ia ulet dan sabar. Mencari rupiah di kota tentu saja tidak segampang mengais rizki di desa.
Di kampungku banyak sekali orang yang merantau ke kota. Tak cukup satu dua orang saja, karena hampir tiap tahun, semakin bertambah jumlah orang yang meninggalkan kampung. Mereka yang terbilang lumayan sukses hidup di kota, biasanya mengajak anggota keluarganya yang lain. Jika mau ikut berkerja di kota, mereka diiming-imingi gaji yang besar.

Apakah semua orang yang merantau ke kota besar seperti kota Jakarta semuanya sukses? Ternyata tidak. Banyak juga mereka yang justru hidup menderita. Bila mencari kerja ke kota sementara tidak memiliki bekal kemampuan yang cukup, seseorang hanya akan menjadi buruh bangunan atau tukang sapu jalanan. Hanya sedikit orang yang berhasil mendapatkan kerja yang layak meskipun ia tidak memiliki ketrampilan tertentu.
Ada seorang dari kampungku di Magelang yang sukses menjadi pedagang buah di Jakarta, tetapi ada pula yang menggantungkan hidupnya dari memungut sampah alias menjadi pemulung. Aku pernah mendengar cerita betapa menyedihkanya mereka yang hidup dengan cara seperti itu. Jangankan untuk membayar kontrakan rumah, untuk makan sehari-hari pun mereka tak sanggup.
Mendengar cerita-cerita memilukan seperti itu membuat hati ini iba. Hidup di Kota Jakarta ternyata tidak semudah seperti yang banyak di bayangkan orang. Ada yang bilang, di Jakarta itu apa saja bisa jadi uang. Trus kenapa tak sedikit dari orang-orang di kampung sekarang yang tidak mampu membeli tiket untuk pulang saat lebaran datang?

Dimanapun kita tinggal dan mencari uang , hal yang penting di petik adalah kerja keras , karena kerja keras dan sabar dapat mengubah nasib seseorang .ada yang sukses dan ada juga yang tidak itulah nama nya kehidupan di dunia.

Semua orang hidup di kota butuh perjuangan. Saya yakin, mereka yang merantau ke Jakarta, meski dalam kondisi yang tidak mengenakan sekalipun tetap harus berjuang. Banyak kisah-kisah para perantau yang memulai hidupnya dari titik nol. Salah satu kisah yang saya dapat ketika hari pertama saya menjejakan kaki di Jakarta adalah kisah Ibu Adi . Ibu Adi adalah seorang ibu dari seorang kawan yang sebenarnya tidak cukup saya kenal.

Perjumpaan saya dengan Ibu Adi bermula saat saya dan kawan saya mencari kos-kosan di daerah Salemba, belakang rumah sakit st.Carolus. Persis di sisi jalan Salemba, terdapat kampung dengan nama yang saya pikir sama. Di situlah Ibu Adi dan keluarganya tinggal.
Ibu Adi adalah seorang ibu yang sangat ramah. Beliau tidak canggung bercerita mengenai pengalaman hidup keluarganya selama tinggal di Jakarta. Kepada saya dan kawan saya, beliau bercerita lika-liku kehidupan sebagai keluarga perantauan.

Menurut penuturan Ibu Adi, orang tuanya dulu berasal dari tanah Padang, Sumatera Barat. Sebagaimana menjalankan adat Tanah Minang, orang tua Ibu Adi pergi menempuh kehidupan baru dengan mencari peruntungan atau orang sering menyebutnya merantau. Merantau adalah cara orang Minang untuk menegakan eksistensi dirinya. Dengan merantau, seorang diharapkan bisa menjalani kehidupan dan mendapatkan banyak pengalaman baru.
Bertahun-tahun sudah orang tua Ibu Adi tinggal di Jakarta. Awalnya mereka berkerja serabutan. Ibunda Ibu Adi, atau dipanggil nenek, bekerja di apotik sambil melanjutkan sekolah untuk calon apoteker. Berbeda dengan ibu, sang Bapak, atau kakek, tinggal di Jakarta dengan menjalani bisnis kecil-kecilan.

Mula-mula mereka mendirikan usaha pelayaran. Namun demikian, karena suatu hal usaha yang mereka rintis tersebut kemudian ditutup. Sebagai gantinya, mereka membuka usaha kos-kosan kecil-kecilan. Bisnis kos-kosan dipilih mengingat perkembangan Kota Jakarta saat itu yang mulai banyak didatangi para pekerja dari luar kota. Hingga saat ini bisnis kos-kosan yang di jalani keluarga asal Minang tersebut masih berjalan. Keuletan dan kerja keras tanpa kenal lelah menjadi kunci meraih sukses hidup di kota Jakarta. Ibu Adi bercerita betapa susahnya dulu kehidupan orang tuanya.
Ada yang sukses, ada yang tidak. Hanya kerja keras yang bisa mengubah nasib seseorang. Apalagi orang itu memilih untuk bersaing dengan puluhan ribu perantau lainya di Kota Jakarta.

03/05/2015
Sumber : Permainan Poker Indonesia
Penerbit : ROYALFLUSH99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumlah Pengunjung